Puluhan ribu kaum Muslim berpartisipasi dalam demonstrasi di kota Srinagar, Kashmir. Mereka menuntut diakhirinya pendudukan India. Mereka juga menyerukan kebebasan, dan pemerintahan otonomi untuk daerah itu.
Pasukan pendudukan India menembakkan peluru dan gas air mata untuk membubarkan para demontran, sehingga setidaknya tujuh demontran menderita luka-luka.
Demonstrasi pada hari Sabtu (11/9) itu merupakan yang terbaru dalam gelombang protes yang terjadi di kawasan ini selama hampir tiga bulan, dan sekitar tujuh puluh demonstran terbunuh, yang sebagian besar akibat ditembak oleh pasukan India yang menggunakan peluru tajam dalam membubarkan para demontran, bahkan jam malam telah diberlakukan oleh pasukan India sejak tiga bulan.
Mervez Umar Farooq, salah satu pemimpin demonstrasi ini mengatakan: “Aksi ini adalah bentuk referendum yang menunjukkan bahwa rakyat Kashmir menginginkan kemerdekaan dari India.”
Dua hari sebelumnya, polisi India telah menempatkan Pemimpin Konferensi Pembebasan Kashmir, Sayyid Ali Shah Ghilani sebagai tahanan rumah di rumahnya di Srinagar, dan menuduhnya sebagai aktor intelektual di balik berkobarnya protes di Kashmir.
Ghilani mengancam akan mengintensifkan demontrasi anti-India, dan menuntut untuk mengubah konflik di Kashmir menjadi isu internasional. Ia juga menyerukan penarikan pasukan India, dan melakukan investigasi terkait operasi pembantaian yang melibatkan pasukan India di daerah itu.
Ghilani-yang telah berusia delapan puluh tahun-mengatakan di depan para wartawan sebelum polisi menjauhkannya dari para wartawan bahwa “Perjuangan kemerdekaan dari India akan terus berlanjut.”
Segera setelah penangkapannya, maka para pendukung Ghilani turun ke jalan melakukan aksi pengutukan terhadap otoritas India di Srinagar dan beberapa kota lainnya. Mereka juga membakar mobil dan melempari polisi dengan batu, demikian menurut saksi mata dan sumber keamanan (islamtoday.net, 11/9/2010, hti).
Tidak ada komentar:
Posting Komentar