13 Juni 2010

Mengapa Nabi SAW Menangis?

oleh Saipul Islam Mubarak

Pernah terdengar seseorang berkata: “aku bukan tipe orang cengeng, aku adalah orang eksak, aku orang rasional bukan orang emosional, karena itu aku nggak biasa menangis, biarpun orang lain banyak yang menangis akibat tersentuh oleh nasihat dan terbawa oleh kondisi, namun aku tetap tidak menangis.”

Wahai saudaraku yang tidak menangisi kesalahan, tidakkah anda menangis ketika dilahirkan dahulu?, tidakkan anda menangis ketika ingin air susu ibu diwaktu kecil?, tidakkah anda menangis sewaktu kecil ketika belum mendapat apa yang diinginankan?.

Dulu anda mudah menangis ketika masih bersih dari dosa dan belum dituntut untuk bertaubat. sejak kapan anda berhenti menangis? dan kapan sebenarnya menangis itu lebih berguna dan lebih diperlukan?

Siapakah yang lebih patut untuk menangis, apakah orang yang masih bersih dari dosa karena belum dewasa, ataukah orang yang sudah dewasa yang tidak lama lagi akan menghadapi pertanggungjawaban tentang kehidupan selama di dunia?.

Siapakah yang lebih patut menangis, apakah orang yang belum punya ilmu dan belum berpikir tentang hakikat hidup dan tidak mengetahui mana perbuatan yang salah dan mana yang benar, ataukan seorang pemikir yang paham dan mengetahui siapa dirinya dan apa arti hidupnya?

Para shahabat adalah generasi utama yang mesti kita jadikan sebagai teladan karena merekalah orang-orang yang mendapat bimbingan langsung dari Rasul dan merekalah pelaku sejarah diturunkannya AlQuran. Diantara mereka ada pemikir, politisi, ahli perang, penyair, bisnisman, teknokrat dan lain-lain. semua keahlian mereka telah digunakan untuk berjuang membela agama Allah jihad fi sabilillah.

Kendatipun keahlian mereka berbeda-beda namun ketika mereka tersentuh ayat-ayat AlQuran mereka tenggelam dalam kandungannya dan hanyut dalam maknanya. Kendatipun dihadapan musuh mareka tampil dengan gagah perkasa namun dikala mereka mendengar ayat-ayat Allah maka qalbu mereka mudah bergetar dan air mata mereka mudah keluar. Itulah orang-orang yang telah menulis sejarah dengan air mata dan darah.

Perjalanan hidup mereka dilestarikan dalam AlQuran.

إِذَا تُتْلَى عَلَيْهِمْ ءَايَاتُ الرَّحْمَنِ خَرُّوا سُجَّدًا وَبُكِيًّا

Apabila dibacakan ayat-ayat Allah Yang Maha Pemurah kepada mereka, maka mereka menyungkur dengan bersujud dan menangis. Setiap manusia memiliki rasa sedih dan bahagia, suka menangis dan tertawa. Yang dapat dibuktikan sejak lahir hingga lanjut usia. Semuanya adalah potensi yang sangat berguna bagi kepentingan hidup di
dunia kini dan di akhirat nanti.

Semua potensi adalah amanat ilahi yang sering dilupakan manusia dan sedikit sekali mereka yang menyadari. Setiap manusia baik yang sadar ataupun yang lalai semuanya
akan diminta pertanggungjawaban tentang semua kehidupannya. mereka semua akan disidang di hadapan pengadilan Yang Mahatinggi.

Karena menyadari bahwa setiap insan akan dihisab tentang kehidupan ini maka para ahli ibadah sering meneteskan air mata karena takut dan harap kepada Allah. Melalui buku ini penulis berupaya mengemukakan sebagian penglaman para mujahid yang telah mengisi lembaran sejarah dengan airmata, baik pada waktu sepi ataupun ramai baik pada waktu malam atau siang. Semoga Allah membimbing kita agar dapat mengikuti jejak para nabi dan shalihin. amiin

(em)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar