RENCANA kunjungan Obama dibatalkan lagi secara sepihak, padahal keperluan logistik dan keamanan sudah sampai lebih dulu di Pulau Bali. Level keamanan yang diberikan pada Presiden Amerika tersebut memang sangat berlebihan kalau tidak bisa dibilang paranoid. Jadinya, jauh-jauh hari Bali sudah ‘dibersihkan’ agar si Presiden merasa aman dan nyaman berkunjung. Eh, ternyata semua tinggal rencana, Obama batal datang.
Pihak pemerintah Amerika boleh memberikan sejuta alasan tentang pembatalan kunjungan Obama ke Indonesia. Yang katanya ada urusan masalah pencemaran teluk Meksiko-lah atau apapun itu. Tapi dunia tidak buta dalam melihat masalah sebenarnya. Seperti yang kita tahu bahwa si Israel anak emas Amerika baru saja berulah. Kapal pengangkut bantuan kemanusiaan Marvi Marmara diserang, 12 di antara penumpangnya adalah warga negara Indonesia. Jelas si Obama malu terhadap kelakuan si anak nakal bernama Israel di saat dia ingin membangun reputasinya menghadapi gelombang penolakan masyarakat Indonesia.
Yang namanya Israel memang tak bisa dibilangi dengan mulut, diplomasi atau perdamaian. Bahkan terhadap induk semangnya sendiri dia berani membangkang dan membuat malu. Tuh, sampai-sampai si Obama batal datang. Padahal sudah berapa juta dollar dikeluarkan untuk pengiriman logistik dan keamanan yang super ketat itu. Tapi kata si Zionis ‘emang gue pikirin’. Pingin nyerang, ya serang aja. Tak peduli apa kata dunia yang semuanya sepakat mengecam tindakan barbar itu.
…Zionis tak mempan dikecam. Zionis lagi mampu memaknai bahasa manusia. Resep manjur untuk menghentikan agresi Israel adalah dengan bahasa kekerasan dan kekuatan…
Zionis tak mempan dikecam. Zionis lagi mampu memaknai bahasa manusia. Resep manjur untuk menghentikan agresi Israel adalah dengan bahasa kekerasan dan kekuatan. Tapi yang namanya anak emas, jelaslah Amerika tak akan membiarkan hal ini terjadi. Meskipun resikonya, Presiden pun jadi malu hati sendiri. Akhirnya ia pun membatalkan lagi kedatangannya untuk kesekian kalinya.
Rupanya Obama grogi juga melihat gelombang simpati rakyat Indonesia terhadap perjuangan di Palestina. Sebelum Israel berulah saja, demo penolakan kedatangan Obama sudah marak terjadi. Agresi Israel semakin memperparah keadaan ini. Jadi daripada menanggung resiko lebih baik mengundurkan diri dan pura-pura ada masalah yang perlu diselesaikan sehingga tak kehilangan muka waktu pembatalan. Hmm…sampai segitunya si Obama ya?
Tapi memang lebih baik begitu. Lebih baik Obama tak usah datang sama sekali menginjakkan kaki di bumi Indonesia. Kedatangannya juga tak membawa manfaat bahkan mudharatnya banyak sekali. Lihat betapa kebijakan yang dilakukan tetap tak membawa perubahan berarti di dunia Islam. Perhatikan juga bahwa apapun slogan yang diserukan saat kampanye dulu tak menyentuh inti permasalahan dunia. Yang ada hanyalah Obama meneruskan kebijakan presiden-presiden pendahulunya. Paling yang ada hanya ganti kulit sedangkan isinya tetap.
…Kedatangan Obama tak membawa manfaat, bahkan banyak mudharatnya. Kebijakannya tak membawa perubahan berarti di dunia Islam. Apapun slogan yang diserukan saat kampanye tak menyentuh inti permasalahan dunia…
Jadi, keputusan Obama untuk tak datang kali ini ataupun kali berikutnya adalah tepat. Silakan berkaca dulu, bila perlu merenung dan kontemplasi bahwa ternyata menjadi presiden Amerika harus hidup dalam baying-bayang kebijakan pro Zionis. Ujung-ujungnya si Obama malu hati sendiri dan pontang-panting mencari alasan agar tidak terlalu terlihat memalukan.
Don’t come, Mister! Kami sudah muak dengan kebijakan anda dan tuan kecil anda bernama Israel. Selama tangan kalian masih berleleran darah kaum muslimin, jangan pernah berharap kami menyambut dengan suka-cita. [Ria Fariana/voa-islam.com]
Tidak ada komentar:
Posting Komentar