Memorandum Of Understanding (MoU) antara Balai Penelitian Tanaman Obat dan Aromatik (Balittro) Kota Bogor dan Interzone Treatment Center (ITC) resmi ditandatangani Ruang Rapat I Balaikota Bogor. Kerjasama ini bertujuan untuk melakukan pengembangan dan pemasyarakatan terapi herbal dan alami sebagai alternatif pengobatan.
Kepala Balittro Nurliani Bermawie, serta Elfida Zulkarnain dan Ferdinand Rabain dari ITC menandatangani kesepakatan tersebut di hadapan Sekretaris Daerah Kota Bogor. Bambang Gunawan dan Kepala Pusat Penelitian dan Pengembangan Perkebunan (Puslitba-ngbun). M Syakir, demikian seperti diberitakan dari situs resmi kotabogor.go.id.
Penandatanganan MoU ini juga bersamaan dengan penyelenggaraan Seminar Nasional Penanggulangan Kecanduan Narkoba Dengan Herbal yang dihadiri sekitar 150 undangan dan peserta. Bambang menganggap temuan ini sebagai langkah berharga karena dapat menyelamatkan umat dari ketergantungan narkoba dengan memanfaatkan potensi tumbuh-tumbuhan di Indonesia. Dan langkah ini merupakan keberhasilan tersendiri bagi Baliltro dan ITC terutama berkaitan dengan biaya rehab yang jauh lebih terjangkau dibandingkan rehab secara medik.
"Temuan ini perlu dikembangkan dan dipublikasikan secara luas, agar masyarakat tahu bahwa tanaman herbal juga bisa bermanfaat untuk menanggulangi kecanduan narkoba." ungkapnya. Sementara menurut Syakir, tanaman obat ini bisa memberi kontribusi dalam pelayanan kesehatan publik di negeri ini, karena merupakan kekayaan leluhur kita.
"Karena itu Balittro terus berkonsentrasi untuk mengembangkan temuan ini dengan bekerjasama dengan praktisi-praktisi lain. Diharapkan setelah penandatanganan MoU ini akan ada langkah konkrit yang dapat kita lakukan bersama-sama untuk menanggulangi pecandu narkoba." urai Syakir. Mengenal upaya penanggulangan jumlah pengguna narkoba ini. Syakir berpendapat bahwa hal tersebut bukan semata-mata tugas Badan Narkotika Nasional (BNN).
Memorandum Of Understanding (MoU) antara Balai Penelitian Tanaman Obat dan Aromatik (Balittro) Kota Bogor dan Interzone Treatment Center (ITC) resmi ditandatangani Ruang Rapat I Balaikota Bogor, kerjasama ini bertujuan untuk melakukan pengembangan dan pemasyarakatan terapi herbal dan alami sebagai alternatif pengobatan.
Pengobatan herbal ternyata dapat menyebuhkan para pencandu narkoba, selain tidak memilik efek samping karena terbuat dari bahan-bahan alami, penggunaan obat herbal juga tidak terlalu mahal biayanya.
Hal ini terungkap dalam seminar nasional berjudul Penanggulangan Kencanduan Narkoba dengan Herbal, bertempat di Ruang Rapat I Balaikota Bogor, Jabar.
Dalam seminar yang diadakan kurang lebih delapan jam itu, berbagai topik dibahas, salah satunya mengenai peningkatan pemakai dan pengedar narkotika di Indonesia dan angka kematian akibat narkoba, yang semakin hari mengalami peningkatan, "Setiap hari ada tiga sampai 40 orang yang meninggal akibat sakaw dan jumlah ini menyebabkan Indonesia menjadi sarang narkoba," ujar Kabid Reskrim BNN Ali Djuhardi.
Ali menjelaskan jelas narkotika yang paling banyak dikonsumsi dua tahun terahir adalah herion dan putaw. Pemakai narkoba didominasi karyawan swasta dengan usia antar 25 sampai 30 tahun. "Anak sekolah masih dalam tahap coba-coba, Persentase yang terbesar adalah kalangan mahasiswa dan pengusaha swasta," tegasnya.
Berdasarkan data BNN, jumlah pemakai narkotika di Indonesia pada 2009 adalah 1,9 persen dari jumlah penduduk Indonesia atau mencapai 3,6 juta jiwa.
Sementara itu, dr Ferdinand Rabain mengatakan, selama ini masyarakat sering putus asa mencari obat atau terapi untuk melepaskan diri dari jeratan sakaw karena ketergantungan narkotika. Keputusasaan tersebut dikarenakan obat terapi dan ramuan penyembuhannya sangat mahal. Kondisi inilah, data dia yang membuat pihaknya gencar menggeber para peneliti dan pengembang obat untuk mengolah dan mengemas ramuan herbal sebagai obat bagi para pecandu. "setelah kami terliti, banyak tanaman herbal yang dapat mengobati sakaw dari ketergantungan narkotika," terangnya.
berbagai tanaman herbal yang dimaksud antara lain kunyit, jahe, temulawak. lengkuas, kencur, nilam, serai dan berbagai tanaman obat keluarga yang ternyata setelah diteliti Balitro memiliki khasiat menyembuhkan kecanduan. "Disamping harganya lebih murah, bahan bakunya pun mudah didapat. Hal inilah yang nantinya kita harapkan dapat menekan angka kematian akibat sakaw," tandasnya. (fn/bv/kb/ant/bg) www.suaramedia.com
Tidak ada komentar:
Posting Komentar