Pasar Indonesia kian hari kian menggairahkan. Di masa depan pasar mobil Indonesia pun dipercaya akan menjadi salah satu pasar yang besar.
Karena itulah pada tahun 2015 mendatang di perkirakan pasar otomotif kita akan mampu menyerap 1 juta unit mobil pertahunnya.
Angka tersebut meningkat dari 600 ribu unit pertahun di tahun 2009 dan 650 ribu unit di tahun 2010 ini.
"Dengan bantuan pemerintah kami yakin bisa mencapai 1 juta unit di tahun 2015 mendatang," ujar Ketua Penyelenggara Indonesia International Motor Show (IIMS) Johnny Darmawan di sela-sela IIMS, di Jakarta.
Dan tidak harus menunggu lama harapan Johnny pun langsung dijawab oleh pemerintah Indonesia. Bahkan bila para pelaku industri otomotif juga konsentrasi
menggarap pasar luar negeri, angka yang di impikan Johnny malah akan terlewati.
Wakil Presiden (Wapres) Boediono mengatakan prospek industri otomotif di Indonesia sangat luar biasa. Ia yakin angka penjualan 1 juta mobil pada tahun 2015, seperti yang ditargetkan oleh Gabungan Industri Kendaraan Bermotor Indonesia (Gaikindo),
dapat tercapai.
"Domestik market kita sangat luar biasa. Saya yakin 2015, 1 juta tadi akan tercapai," kata Boediono saat membuka ajang Indonesia International Motor Show (IIMS) 2010 di Jakarta International Expo, Jumat (23/7/2010).
Menurut Boediono, peningkatan industri otomotif itu akan ditopang oleh pertumbuhan ekonomi yang diharapkan mencapai 7-8 persen selama 5 tahun ke depan.
Presentase pertumbuhan ekonomi itu bukan suatu hal yang mustahil apabila suasana di dalam negeri baik dan ketenangan dalam bekerja terjamin.
Ia juga menekankan agar tidak ragu terhadap komitmen pemerintah dalam mendorong perkembangan industri otomotif. Pemerintah akan selalu mengajak para pelaku di dunia industri tersebut untuk berdialog.
"Khusus untuk industri otomotif, saya kira industri ini akan terus kita dorong sampai akar benar-benar menancap di bumi Indonesia ini. Bukan hanya perusahan
produksi di permukaan, namun sampai ujungnya apakah itu disain dan sebagainya," ungkap Wapres.
Dalam kesempatan tersebut, ekonom UGM itu juga mengemukakan adanya keluhan dari investor di bidang industri otomotif tentang tidak efisiennya biaya logistik di Indonesia. Hal itu mengakibatkan sulitnya memasukkan bagian-bagian penting dari pembuatan mobil ke dalam negeri.
"Ini tantangan kita bersama. Tapi sekali lagi, itu jadi PR bagi pemerintah. Kita akan upayakan, logistik kita 5 tahun ke depan insyaallah akan baik, infrastruktur listrik akan baik, gas juga kita cukupi. Sehingga tidak ada alasan industri otomotif kita untuk tidak maju," tutupnya.
( ddn / ddn / dtk )
Tidak ada komentar:
Posting Komentar