Rambut yang memutih biasanya merupakan tanda penuaan. Namun seorang gadis asal San Francisco mengalaminya di usia 16 tahun, gara-gara kebanyakan mengonsumsi obat anti-malaria.
Munculnya uban tersebut dilaporkan sangat misterius dan tiba-tiba. Gadis berambut pirang ini mendapati garis putih di mahkotanya, seminggu setelah pulang berlibur selama 2 pekan di negara tropis Costa Rica.
Selama berlibur, gadis asal Bay Area itu mengonsumsi obat antimalaria jenis chloroquine phosphate. Namun ia tidak mengonsumsi tablet berkekuatan 500 mg itu seminggu sekali seperti yang dianjurkan, melainkan setiap hari.
"Ada sebaris rambut di kepalanya yang berubah warna menjadi lebih terang. Kondisi ini sangat mengkhawatirkan, sangat serius dan tidak seharusnya terjadi," ungkap Dr Vera H Price, profesor dermatologi dari University of California.
Dikutip dari msnbc, Kamis (22/7/2010), Dr Vera menyebut kondisi tersebut sebagai hipopigmentasi atau hilangnya pigmen pada helaian rambut. Efek samping berupa hipopigmentasi di rambut sangat langka, dan umumnya tidak membahayakan.
Selain belum pernah terjadi, reaksi yang terjadi pada gadis tersebut juga tidak biasa karena terjadi dengan sangat cepat. Menurut Dr Vera, efek samping dari overdosis chloroquine biasanya baru muncul setelah 3 bulan.
Bagaimanapun, Dr Vera menilai gadis tersebut cukup beruntung karena rambutnya hanya memutih. Karena dalam dosis yang cukup tinggi, chloroquine sebenarnya bisa menyebabkan kerontokan rambut yang serius.
(up/ir/dtk)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar