Pejabat senior AS memperkirakan larangan pengeboran laut dalam akan menghilangkan 23,000 lapangan kerja dan investasi sebesar 10.2 milyar dolar, The Wall Street Journal melaporkan pada hari Jumat (20/8), mengutip beberapa dokumen federal.
Pemerintahan Obama mengeluarkan moratorium awal itu di akhir bulan Mei setelah tumpahan minyak BP Plc di Teluk Meksiko. Larangan itu memicu penentangan dari perusahaan minyak dan anggota dewan setempat yang mengatakan larangan ituakan menghilangkan lapangan kerja dan mengganggu produksi minyak mentah di tahun-tahun mendatang.
Setelah seorang hakim federal menolak larangan aslinya, sebagian dengan alasan karena tidak bisa dibenarkan secara ekonomi, Departemen Dalam Negeri mengeluarkan moratorium baru pada tanggal 12 Juli, melarang pengeboran minyak baru di Teluk Meksiko sampai tanggal 30 November.
Wall Street Journal mengatakan dokumen-dokumen baru itu menjelaskan tentang pertimbangan pemerintahan Obama tentang dampak ekonomi dari moratorium pengeborannya.
Menurut dokumen itu, regulator pengeboran lepas pantai, Michael Bromwich, mengatakan pada Menteri Dalam Negeri Ken Salazar bahwa penghentian pengeboran baru akan memiliki dampak ekonomi yang signifikan pada lapangan kerja di dalam industri minyak dan gas, serta konsekuensi ekonomi sekunder lainnya.
Sebuah memo badan regulator federal memprediksi bahwa moratorium itu akan mempengaruhi sekitar 9,450 pekerja yang kehilangan pekerjaannya secara langsung dan 13,797 lainnya yang kehilangan pekerjaannya melalui dampak tak langsung.
Pemerintah AS sebelumnya mensinyalir bahwa mereka mengharapkan akibat serius dari moratorium ini.
Di bulan Juli, pemrediksi federal memprediksikan pengurangan dalam produksi minyak di tahun 2011 dengan jumlah 82,000 barel per hari, atau hampir 30 juta barel, akibat tertundanya atau terhentinya pengeboran akibat moratorium itu.
Wall Street Journal mengatakan bahwa Departemen Kehakiman mengajukan dokumen-dokumen itu dalam putaran terbaru litigasi atas larangan pengeboran federal di pengadilan federal New Orleans.
Gugatan hukum terbaru dimasukkan pada hari Selasa (17/8) oleh Ensco Plc yang menantang moratorium baru itu, menyebutnya sama dengan dengan larangan pertama yang ditangguhkan oleh pengadilan.
Pemerintahan Obama membela perlunya menghentikan pengeboran laut dalam, mengatakan bahwa itu bisa memberikan pihak yang berwenang waktu lebih banyak untuk menyelidiki penyebab bencana BP, mengeluarkan regulasi keselamatan baru, dan meningkatkan pengawasan.
Pada hari Minggu (15/8), Senator Louisiana David Vitter juga telah memperingatkan bahwa moratorium itu bisa menghilangkan lebih banyak lapangan kerja daripada tumpahan minyak BP.
Senator Republikan, satu dari beberapa pejabat lokal yang dengan terang-terangan menentang penghentian pengeboran Teluk, mengatakan bahwa 140,000 lebih lapangan kerja berada dalam bahaya jika pemerintah terus memperjuangkan larangan pengeboran selama enam bulan.
Petinggi industri minyak dan gas serta pemerintah Pantai Teluk mengatakan bahwa para pekerja tidak bisa menerima pukulan yang akan ditimbulkan oleh larangan itu dan pada saat larangan telah berakhir, beberapa perusahaan akan telah memindahkan bisnis mereka ke luar negeri.
"Ini sudah menjadi pembunuh lapangan kerja. Jika dilanjutkan enam bulan ke depan, larangan ini akan membunuh lebih banyak lapangan kerja alih-alih tumpahan minyaknya itu sendiri," ujar Vitter. "Ini akan menjadi pukulan ekonomi jangka panjang."
Presiden Palquemines Parish, Billy Nungesser mengatakan sangat mendukung peningkatan regulasi keselamatan, tapi tidak seharusnya membutuhkan waktu sampai enam bulan.
"Kita tidak bisa menerima pukulan semacam itu terhadap perekonomian," ujarnya, mendesak pemerintah untuk mempercepat prosesnya. (rin/yh/fn) www.suaramedia.com
Tidak ada komentar:
Posting Komentar