11 April 2010

Panjang Umur Dan Awet Muda Dengan Coklat

Sebuah penelitian menyebutkan mengkonsumsi coklat bisa memperkecil resiko kematian dibanding orang yang tak pernah mengkonsumsi produk coklat, demikianyang dilaporkan para peneliti di Belanda.

Coklat memang dikenal bisa menurunkan tekanan darah, meskipun dalam survei sebelumnya menyebutkan konsumsi coklat dalam jumlah banyak akan memicu penyakit jantung karena kandungan lemak, gula dan kalorinya yang tinggi.

Studi terbaru yang dijabarkan di Archives of Internal Medicine menyimpulkan bahwa cokelat tak bisa menurunkan tekanan darah untuk menekan resiko kematian,meskipun secara ilmiah menunjukkan mengkonsumsi coklat dalam jumlah banyak cenderung memiliki tekanan darah yang lebih rendah dan sedikit mengalami resiko penyakit jantung dibandingkan yang tak pernah mengkonsumsi coklat.



Coklat mengandung antioksidan dan flavanols yang bisa meningkatkan fungsi sel dalam darah dan mengurangi resiko kolesterol dan zat-zat kimia yang bisa memicupenyakit jantung, kanker, dan paru-paru. Sementara flavanols sendiri adalah bahan alami yang banyak ditemukan dalam sayur-sayuran, teh hijau dan anggur merah yang baik untuk kelancaran pembuluh darah.

Dalam studi yang dilakukan selama 15 tahun, pada 472 pria sehat yang tak mengkonsumsi Obat tekanan darah dengan kisaran usia antara 65-84 di Zutphen,Belanda.

Pria yang mengkonsumsi biji coklat, entah itu dalam produk permen, minuman ataupun puding memiliki tekanan darah lebih rendah dan sekitar 50 persen terhindar dari resiko kematian. Rata-rata pria ini mengkonsumsi 10 gram coklat perhari.

Dalam kenyataannya mulai tahun 1985 sampai 2000, sekitar 314 pria meninggal dunia, sementara pria yang mengkonsumsi coklat cenderung memiliki harapan hidup lebih tinggi ketimbang yang tak pernah mengkonsumi coklat sama seklai.

Kesimpulan ini masih perlu didukung banyak penelitian berkelanjutan tentang dampak coklat bagi tubuh, seperti yang diungkapkan ahli gizi masyarakat BrianBuijsse, salah satu periset dari National Institute for Public Health and Environment di Bilthoven.

Pendapat ini juga diperkuat Dr. Nieca Goldberg, seorang ahli jantung di LenoxHill Hospital, New York yang terlibat dalam riset tentang coklat ini. Goldbergmenyebut studi ini belum bisa dikategorikan secara umum, karena hanya melibatkan pria berusia 65 tahun ke atas. Masih dibutuhkan penelitian lebih lanjut, sebelum menyimpulkan bahwa coklat bisa menjauhkan kita dari kematian." Siapa yang sangka kalau si manis yang dulunya sering dituduh penyebab gemuk ternyata justru menyehatkan? Tidak hanya menyehatkan, penelitian juga menunjukkan kalau mengonsumsi coklat bisa membuat kita tambah pintar, awet muda bahkan mendapat kulit yang lebih sehat. Bagaimana bisa?

Coklat dan Awet Muda
Jika ingin kulit yang sehat dan muda, tidak usah susah payah mengoleskan krim hingga berlapis-lapis. Cukup dengan secangkir coklat panas, ujar sebuah studi kecil. Tidak hanya itu, para peneliti dari Jerman juga menemukan bahwa para wanita yang rutin meminum coklat panas dengan kandungan antioksidan tinggi memiliki kulit yang lembab, halus dan tidak terlalu sensitif terhadap sinar matahari.

Manfaat coklat bersumber dari bahan antioksidan yang terkandung di dalamnya, yaitu flavonol juga terdapat pada teh, wine, sejumlah buah dan sayuran, juga biji kokoa. Beberapa riset menunjukkan bahwa zat ini dapat memperbaiki aliran darah dan fungsi pembuluh darah. Terbukti pula pada riset ini, para wanita yang meminum coklat dengan kandungan flavonol tinggi mengalami peningkatan sirkulasi pada kulit.

Coklat dan Jantung
Kandungan antioksidan di dalam coklat terbukti membuat aliran darah ke jantung lebih lancar, sehingga pembuluh darah lebih lentur dan tidak mudah mengeras.

Ternyata coklat gelap juga dapat mengurangi risiko serangan jantung dan stroke, karena dapat membantu menurunkan tekanan darah, menunjang respon normal terhadap insulin agar kadar gula darah rendah dan memperbaiki fungsi pembuluh darah pada pasien hipertensi.

Jangan ragu makan coklat
Para wanita hamil, boleh bertepuk tangan. Mengonsumsi coklat saat kehamilan ternyata menguntungkan untuk bayi. Sebuah riset di University of Helsinki, Finlandia yang melibatkan 300 wanita hamil mencatat konsumsi coklat dan tingkat stres mereka setiap hari 6 bulan setelah bayi dilahirkan, para Ibu yang mengonsumsi coklat melaporkan bahwa bayi mereka lebih sering menunjukkan reaksi seperti senyum dan tertawa dibandingkan para Ibu yang tidak mengonsumsi coklat.

Efek ini bisa jadi dipicu oleh zat dalam coklat yang selalu dihubungkan dengan mood yang positif. Ini sampai ke bayi ketika masih berada di rahim. Perlu bukti mengapa coklat baik untuk kita? Sebuah studi menemukan bahwa theobromine, zat yang ditemukan pada kokoa lebih efektif dalam menyembuhkan batuk yang berkepanjangan dibandingkan obat batuk yang dikenal luas, codeine.

Bagaimana jika Anda terserang migren setelah mengonsumsi coklat? Memang coklat adalah salah satu dari makanan (termasuk keju, kacang, buah sitrus dan alkohol) yang mengandung vosoactive amine. Bahan kimia ini barhubungan dengan serotonin dan norepinephrine, para penghantar pesan ke otak, dan sejak dulu dicurigai dapat mencetus migren.

Tak semua coklat sama
Flavonoid pada coklat disarikan dari kokoa, yang kaya akan bahan ini. Beberapa riset telah menunjukkan bahwa sepotong coklat gelap mengandung flavonoid setara dengan 6 buah apel, 4,5 cangkir kopi, 28 gelas white wine dan 2 gelas red wine. Tetapi kadar flavonoid pada coklat dan produk kokoa lainnya sangat tergantung pada proses produksinya, karena pada proses ini banyak flavonoid yang bisa hilang.

Flavonoid merupakan zat yang dapat mengurangi risiko penyakit kardiovaskular, penyebab kematian nomor satu di banyak negara maju. Zat ini mengurangi agregasi Platelet (kondisi ketika platelet darah bergabung menjadi massa lengket dan membentuk sumbatan pada pembuluh darah).

Selain membatasi jumlahnya, coklat yang kita pilih lebih baik jenis coklat gelap. Sebab menurut para periset dari National Institute for Food and Nutrition Research, Roma, Italia, jumlah antioksidan yang diserap tubuh berkurang secara drastis ketika kita mencampur coklat dengan susu. Alasannya masih kurang jelas, tetapi mungkin karena susu dapat berperan dalam penyerapan antioksidan yang dikandung coklat.

Analisa darah setelah 1 jam mengonsumsi coklat gelap menunjukkan kenaikan yang signitifkan pada tingkat antioksidan, termasuk tingkat epicatechin, zat flavonoid yang terkenal, begitu menurut laporan studi ini. Sedangkan tingkat antioksidan tidak banyak berubah setelah mengonsumsi coklat susu atau coklat gelap dengan susu. Juga, ditemukan kalau penyerapan epicatechin di tubuh lebih rendah dibandingkan ketika coklat gelap dikonsumsi sendiri. (fn/to/ld) www.suaramedia.com

Tidak ada komentar:

Posting Komentar