18 Juli 2010

Kemenangan Matador dan Penaklukkan Andalusia

Babak final Piala Dunia 2010 antara Spanyol dan Belanda berlalu dengan begitu menegangkan. Kedua kesebelasan tampil dengan begitu baik, hal itu tampak dari permainan spektakuler yang sarat dengan maneuver-manuver cantiknya. Tim Metador maupun Tim Kincir Angin tidak kalah ngotot untuk menyebol gawang lawannya.

Sampai babak kedua berakhir, peluang kedua tim tak kunjung berhasil membuahkan gol, bahkan sampai waktu pertama usai tak satu gol berhasil disarangkan ke gawang lawan. Gol baru tercipta di menit 116, atau 4 menjelang turun minum usai 2x 15 menit perpanjangan waktu melalui tendangan kanang Andres Iniesta, yang membukukan Spanyol sebagai The Winner of FIFA World Cup 2010.

Kemenangan Spanyol telah memupus harapan di babak final Belanda untuk ketiga kalinya, 1974, 1978 dan 2010. Kemenangan Spanyol juga telah menguak kebohongan ramalan dari sejumlah binatang dan paranormal yang ikut meramaikan perhelatan dunia ini.

Mulai dari burung Mani`, Paul Gurita sampai mentalis Tanar Air, Dedy Coubuser ikut ambil bagian dalam iven empat tahun sekali ini. Rating dan harga jual Paul barangkali meroket seiring tebakan jitunya terkait pemenang piala dunia 2010 terbukti.

Menurut saya, tebakan itu tidak lain adalah sebuah faktor kebetulan dan permainan setan untuk menyesatkan bola mania dunia. Yach, itu bisa-bisa saja sehingga nafsu membuat manusia tergila-gila dan percaya. Dalam QS. An-Nisa':51 Allah berfirman: "Tidakkah engkau memperhatikan orang-orang yang diberi bagian dari al-Kitab? Mereka percaya kepada jibt dan thaghut….".

Di banyak hadist Rasulullah Saw melarang umatnya untuk mempercayai pratek perdukunan, ramalan dan ahli nujum lainnya yang kebanyakannya tidak lain adalah bagian dari rentetan kebohongan, rekaan dan penipuan.

Kemenangan yang diraih Iker Casillas, Carles Puyol, Fernando Torres Dkk. mengingatkan saya akan perjuangan tiga pahlawan Islam saat menaklukan Spanyol (Andalusia) 1295 tahun silam, 705-715 M. Negara yang berada di Semenanjung Iberia ini berhasil ditaklukan Islam pada zaman Kekhalifah Al-Walid rahimahullah yang berpusat di Damaskus.

Pada masa panaklukan itu, ada tiga pahlawan yang dianggap paling berjasa antara lain, Tharif ibn Malik, Thariq ibn Ziyad, dan Musa ibn Nushair rahimahullahum ajma`in.

Pada Ramadan tahun 91 H Khalifah Walid mengutus seorang pemuda dari bangsa Barbar bernama Thafiq bin Malik al-Mu`afiri atau dikenal dengan Abu Zar`ah bersama satu satuan pasukan perang, 100 tentara berkuda, 400 tentara lain mengunakan 4 buah kapal menuju pantai Andalusia.

Pendelegasian tersebut bertujuan menyelediki dan mengali informasi dari kawasan tersebut sebagai langkah awal futuhat islamiyah. Perjalanan Tharif berjalan mulus tanpa hadangan yang begitu berarti ketika itu, ia berhasil membawa banyak harta rampasan dan kembali dengan selamat.

Kemelut dan kekacauan di lingkungan Kerajaan Visigothic yang menguasai Spanyol saat itu, dianggap Musa bin Nushair membuat peluang untuk memperluas futuhat islamiyah. Akhinya, pada Rajab 92 H, Musa bin Nushair mengirim 7000 pasukan yang dari bangsa Arab dan Babar yang dipimpin oleh Thariq bin Ziyad rahimahullah.

Keberhasilan Thariq dalam misi ini membuat namanya sohor sebagai Penakluk Andalusia. Kendatipun dalam perjuangan itu ia sempat meminta pasukan tambahan sebaganyak 5000 personil, mayoritas pasukan berkuda.

Keberhasilan Thariq bin Ziyad berawal dari penaklukan sebuah daerah pergunungan Giblatar atau lebih dikenal dengan Jabar Thariq. Keberhasilannya menguasai daerah tersebut memudahkan pasukan Islam untuk menguasai Spanyol dan daerah lainnya yang dahulunya bernama Andalusia. Negara itu segara telah dipecah-pecah menjadi Negara Spanyol, Portugal dan Prancis Selatan.

Selain didukung faktor militer, kemenangan Islam juga didorong oleh faktor internal Spanyol, yang mana lingkungan di kekuasaan negara saat itu tengah amburadul dan kacau. Kekacauan politik itulah akhirnya mengiring Spanyol terpecah-pecah ke beberapa kubu, negera-negara kecil. Kondisi ini pun berlarut sehingga berimbas kepada lumpuhnya perekonomian, hancur lebur tatanan sosial masyarakat. Melalui pangkuang Islam pun, kemerosotan itu pun secara berangsung mulai dipulihkan dan berdenyut kembali.

Piala Dunia 2010 yang berhasil digondol oleh Spanyol diraih melalui lika-liku perjuangan, terhitung dari babak penyisihan, perdelapan final, semifinal dan berakhir dengan kemenangan laga final. Semua dilakukan Casilas Dkk. penuh kekompakan dan kebersamaan.

Perjuangan pasukan Islam menaklukan negara berjulukan Metador ini pun dimulai dari sejumlah kota atau daerah seperti, Cordova, Granada, Toledo, Sidonia, Karmona, Seville, Merida, Theodomir di Orihuela dan Kerajaan Gothic. Semua dapat dilakukan dengan sebuah berpadu di medan perang yang dipimpin oleh Thariq bin Ziyad dan Musa ibn Nushair.

Yach, sebuah kesuksesan begitu terasa jika proses mendapatkannya dengan mencurahkan semua potensi yang ada dan pengorbanan tiada henti. Dalam kesuksesan sebuah tim atau perjuangan kolektif memang membutuhkan sebuah kesatuan dan keperpaduan. Selain itu, ritme perjuangan juga harus saling menguatkan satu dengan yang lainnya, tanpa mementingkan keinginan personal atau golongan tertentu saja.

Perbedaan kesedihan dan kesenangan di akhir sebuah laga begitu sangat kontras biasanya, namun itulah resiko dari pertandingan dan sebuah laga. Menang dan kalah, harus diterima sportivitas yang tinggi.

Jubah kesedihan di tubuh Tim Orange dan jas keperkasaan yang diraih Spain adalah sebuah ending yang berbeda, namun bukan untuk dibuat jurang perbedaan sehingga berujung anarkisme dan korban. Semua ini, tentu dapat menjadi pelajaran berharga bagi Persebakbolaan Indonesia yang kerap berakhir dengan anarkis dan kecurangan.

Ketegasan, kekompakan, strategi (perencanaan) dan kebersamaan sangat kental dalam ajang persepakbolaan, yang patut dilihat oleh semua elemen manusia, terkhusus bangsa ini. Bagaimana pun kesuksesan bersama harus diusahakan secara berbarengan dengan mengisi dan menguat satu bagian dengan lini yang lainnya. Selamat buat Spanyol dan Puyol. :-)

Biografi Penulis:
Owen Putra: Lahir di Bukittinggi, Alumni Pondok Pesantren Modern
Diniyyah, Kab. Agam-Sumbar. Sedang merampungkan S1 di Universitas Al-Azhar, Fakultas
Ushuluddin, Jur. Tafsir dan Ulumul Quran, Kairo-Mesir. Pemred Buletin Studi Informasi Alam Islami (SINAI). Staf Kajian Dunia Islam Studi informasi Alam Islami (SINAI) dengan spesialisasi Negara Libya. Sekretaris Koord. Bid. ICMI Orsat-Kairo, dan Anggota SAMAHTA (Sanggar Terjemah dan Pustaka) ICMI Orsat-Kairo.
Email: owen232putra@yahoo.co.id
Motto hidup:

Berbicaralah dengan kata-kata penuh ibrah dan pelajaran, diamlah sembari memikir apa
yang terbaik hendak kamu kerjakan. (em)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar