Mr Rieger, apa pendapat Anda tentang krisis keuangan yang parah dan sedang kita alami sekarang ini?
Saya harus katakan bahwa krisis ekonomi ini, untuk diri saya sendiri sebagai seorang Muslim, tidak mengejutkan barang sedikit pun! Ini bukan kesalahan dari beberapa orang manajer yang serakah, melainkan adalah krisis sistemik. Model ekonomi hari ini didasarkan pada reproduksi uang, yang berarti kita memproduksi segunung uang yang tidak lagi memiliki fungsi apa pun, dan pada saat yang sama kita membuat utang yang sistematis, baik secara nasional dan global. Siapa pun bahkan dengan hanya sedikit pengetahuan saja, akan menyadari bahwa sistem "contra naturum" ini sudah tidak dapat berfungsi lagi. (Contra naturum berarti melawan sistem alam, RED.)
Apa artinya bagi situasi politik?
Apakah politik masih memiliki kekuasaan untuk membatasi keuangan tak terbatas dan kekuatan untuk melaksanakan reformasi? Dapatkah parlemen nasional mengendalikan kekuatan modal global? Ada banyak hal yang membuat kita ragu. Melihat kejadian-kejadian di induk semua bursa saham dunia, Wall Street, seseorang harus bertanya pada diri sendiri; sebenarnya siapa yang mengatur bank rakyat, atau orang-orang bank?
Sejauh mana perbankan modern bermasalah secara moral?
Ini adalah masalah moral yang telah menggerogoti standar kita. Masyarakat Eropa telah disusupi oleh "ekonomi yang kasar," sebagaimana penulis Italia, Napoleoni menyebutnya, yaitu struktur yang mafioso, dari prostitusi, obat-obatan, sampai kasino telah terhubungan ke internet. Kemiskinan global dan jutaan orang mati terlilit utang saat ini. Tapi di sisi lain, penilaian moral tidak cukup untuk memahami fenomena tersebut sepenuhnya. Dalam istilah filsafat yang kita alami, di zaman kita sekarang ini, penggabungan teknik dan modal diciptakan untuk memperkuat teknologi keuangan. Tujuan manusia dalam hidup disetir hanya untuk kerja, bukannya untuk beribadah kepada Allah swt. Fakta bahwa modal sekarang ini tanpa batas bisa membuat planet ini menuju bencana ekologis.
Lantas, bagaimana peran Islam dalam hal ini?
Pertama, kita harus ingat bahwa ada begitu banyak referensi ekonomi dan perdagangan dalam Al Qur'an, dalam syariat Islam, dan dalam cara hidup Nabi. Nabi Muhammad mendirikan sebuah masjid dan sebuah pasar di Madinah, sehingga meletakkan cetak biru untuk hal-hal spiritual dan material. Pedagang, pengusaha dan kepentingan mereka selalu sangat penting bagi umat Islam. Kebebasan pasar dan kebebasan rute perdagangan, dan penghapusan pajak tidak sah, selalu menjadi agenda ekonomi Islam. Islam tentu saja mengizinkan kepemilikan properti, tapi setelah kewajiban zakat terpenuhi dan Islam menolak reproduksi yang tak punya modal. Islam adalah jalan-tengah antara monolitik, ajaran murni materialistik komunisme dan kapitalisme.
Jadi apa yang membuat Islam penting untuk ekonomi kita sekarang?
Saya pikir setelah kegilaan terorisme dan sinisme mengerikan dan serangan bunuh diri, yang tentu saja merupakan kemunduran besar bagi kami sebagai umat Muslim, Eropa kini sibuk menemukan dimensi yang berbeda dan jauh lebih menarik, yaitu Islam yang benar. "Allah telah membolehkan perdagangan dan mengharamkan riba." Ini adalah wahyu Alquran yang pada dasarnya menjelaskan seluruh sikap praktis dan rasional kita terhadap krisis keuangan. Apakah Anda lihat bagaimana sistem sekarang ini terbalik-balik? Di sisi lain, bunga diperbolehkan, sementara perdagangan telah membusuk menjadi distribusi yang dimonopoli. Eropa bangga akan Rennaissance-nya, tapi sekarang kita harus bertanya: "Itu semua baik dan bagus, tapi mengapa tidak ada perbaikan di bidang ekonomi?"
Saat ini, terutama di Eropa Barat, bank-bank telah runtuh. Mengapa?
Ada semacam ketergantungan sistematis yang luas pada bank bahwa tekanan politik bisa menyelamatkan bank. Hanya dengan sistem bank dan bank sentral tingkat yang lebih tinggi akan memungkinkan untuk selalu menciptakan lebih banyak dan lebih banyak uang baru lagi. Masyarakat sekarang ini terkejut melihat betapa sedikitnya modal yang nyata dari bank-bank itu sendiri. Setiap bank tunggal meminjamkan beberapa ratus kali lebih banyak uang daripada apa yang dimilikinya. Ini adalah proses dasar dalam ilmu ekonomi Barat yang membuat kemakmuran utang berbasis massa dan mendorong perluasan global Barat. Itu seperti sebuah skema piramida.
Bagaimana Anda melihat peran Bank Islam?
Kami masih ragu apakah sebuah bank benar-benar bisa menjadi "Islami" atau tidak, itu mungkin akan sama dengan gagasan "bir Islam." Faktanya adalah bahwa semua bank merupakan bagian dari sistem uang kertas, suka ataupun tidak. Secara konkret, bank-bank Islam yang terkenal, dikritik karena beberapa teknik pembiayaan mereka untuk menghindari riba sangat meragukan. Itu merupakan tema yang berdiri sendiri. Hal ini juga sangat penting tidak hanya untuk mengurangi ekonomi Islam terhadap masalah bank-bank Islam. Kaum muslimin memiliki lebih banyak cara, kami memiliki model pembiayaan kami sendiri seperti kontrak Qirad, dan kami memiliki filosofi sendiri tentang kebebasan pasar dan keaslian uang kami.
Dan arti uang dalam Islam?
Dunia Barat praktis memaksa kita untuk menggunakan mata uang tertentu. Imam Malik, di sisi lain, menyatakan bahwa uang adalah setiap hal yang diakui oleh publik sebagai alat pembayaran. Ini berarti bahwa Islam memberikan kebebasan dan pilihan dalam cara pembayaran. Ketika membayar zakat saja ada batasan penting: zakat tidak dapat dibayarkan dengan janji pembayaran (dayn), seperti uang kertas misalnya. Itu sebabnya, selama beberapa dekade sekarang, pemikir Muslim terkemuka seperti mantan Perdana Menteri Malaysia, Dr Mahathir telah menuntut pengenalan mata uang Islam. Selama krisis keuangan Asia pada 1990-an, Mahathir menyadari bahwa dolar adalah alat yang sebenarnya dari invasi AS. Mahathir menjadi musuh model mata uang spekulatif dan berakibat fatal bagi mereka, dan ia juga menjadi politisi pertama di dunia yang memberi peringatan tentang kolapsnya sistem mata uang dunia. Jika dapat diterima untuk pembayaran zakat dan untuk transaksi perdagangan, mata uang Islam harus 100% emas. Dinar Islam ini sekarang digunakan di Malaysia bersamaan dengan mata uang nasional oleh semua kelompok etnis dan agama di negara ini.
Bagaimana Anda melihat situasi Bosnia dan Balkan dalam krisis ini?
Beberapa tahun yang lalu ketika saya bertemu dengan almarhum Presiden Bosnia, Izetbegovic, saya bertanya kepadanya apa yang telah memotivasinya untuk memasuki dunia politik. Ia menjawab bahwa ia tidak pernah benar-benar ingin sebenarnya. Sebaliknya ia telah terpesona oleh jawaban ekonomi Islam akan komunisme, dan itulah yang memotivasi dirinya. Hari ini, pertanyaannya; apakah Islam juga memiliki jawaban untuk kapitalisme? Setelah beberapa tahun terakhir ekonomi mafiosi di Eropa, orang-orang tidak lagi mencari ideologi baru, tetapi mereka mencari ukuran dan arti bagi kehidupan mereka. Tapi sekali lagi mungkin kita semua mencari definisi baru tentang kekayaan dan kemiskinan. Saya percaya bahwa pentingnya praktik kehidupan dan tradisi Islam akan sekali lagi terjadi di masa depan, terutama dari segi ekonomi. (sa/globalmagazine/em)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar