Sejarah dunia ditandai dengan satu hal besar, yaitu perubahan. Diawali dengan era pertanian yang ditandai oleh berkuasanya orang-orang kuat atas orang-orang lemah dan bodoh. Para petani, mengerjakan sawah yang dimiliki orang-orang kuat, yang kemudian menjadi kaya-raya.
Ujung-ujungnya, penguasa yang mengandalkan otot itu mendirikan kerajaan untuk mengekalkan kekuasaannya. Pada era ini, kerajaan-kerajaan di Eropa melakukan ekspansi dan mencari negeri jajahan di Asia dan Afrika.
Revolusi industri, menghasilkan perubahan besar pada arus kekuasaan yang terjadi di dunia. Sistem kuasa kerajaan secara perlahan runtuh, digantikan oleh berkuasanya mereka yang memiliki akses terhadap mesin-mesin produksi. Orang-orang pintarn yang mampu membuat alat-alat dan mesin industri, mulai mengambil alih kekuasaan. Dimulailah era baru dunia, yaitu era industri.
Teknologi komunikasi yang dikombinasi dengan komputer, membuat arus perubahan dunia semakin cepat. Era industri berlanjut dengan era informasi. Siapa yang mampu menguasai informasi, ia akan mampu menguasai dunia.tidak peduli bagaimana informasi itu didapatkan. Ketika informasi dikuasai, dunia seperti ada dalam genggaman. Bill Gates, adalah ikon era informasi dengan Windowsnya. Microsoft adalah perusahaan besar yang mampu menunggangi era informasi untuk menguasai dunia.
Sayangnya, sebagian besar arus informasi dikuasai orang-orang licik. Informasi digunakan untuk menancapkan dan memperluas kekuasaan. Contoh paling nyata adalah jatuhnya Saddam Hussein di Irak oleh invasi Amerika. Irak, dianggap memiliki senjata nuklir yang membahayakan keamanan dunia. Informasi, yang sampai saat ini tidak bisa dibuktikann dibungkus oleh orang-orang licik, untuk membentuk opini dunia dan menghalalkan segala cara. Mungkin Bush harus menerima sedikit 'karma' akibat perbuatannya. Di akhir kekuasaannya, ia harus dipermalukan akibat lemparan sepatu wartawan Irak.
Era informasi mulai redup. Popularitas George Bush mulai turun di mata para sekutu dan rakyatnya. Dari Bangkadesh ada kabar gembira. Tingkat kemiskinan dan pengangguran menurun drastis di sana. Muhammad Yunus beroleh penghargaan bergengsi, Nobel, untuk pengabdiannya melalui Grameen Bank.
Era berikutnya yang akan kita masuki adalah era kemuliaan. Era yang dipenuhi oleh siapapun, yang memiliki akses kekuasaan dan kekayaan, sebagai akibat dari perbuatan mulia yang mereka lakukan. Bukankah kebijakan dan tindakan yang berpihak pada kepentingan rakyat banyak adalah tindakan mulia?
Kebijakan dan tindakan mulia, bisa dilakukan siapa saja. Orang-orang kaya bersedekah dengan kekayaannya, mengentaskan kemiskinan dan menciptakan lapangan pekerjaan bagi para pengangguran. Para penguasa bersedekah dengan kebijakan dan undang-undang yang mereka buat, yang berpihak pada rakyat kebanyakan. Kita yang tidak punya kuasa, dan mungkin tidak memiliki harta, bisa melakukan perbuatan mulia semampu kita. Bahkan tersenyum dan menyingkirkan duri dari tengah jalan adalah perbuatan mulia di sisi Tuhan.
(Sudah dimuat di Harian Semarang, 14 Agustus 2010, Rubrik Inspirasi halaman 3/wi)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar