Para pendukung tokoh anti-Amerika Muqtada al-Sadr memulai pemungutan suara hari Jumat lalu dalam referendum tidak resmi selama dua hari untuk menentukan calon mana yang harus didukung gerakannya untuk menjadi Perdana Menteri berikutnya Irak.
Utusan Sadr dalam parlemen mengatakan pemenang akan menentukan siapa yang mereka dukung untuk Perdana Menteri. Referendum tersebut tidak mempunyai kekuatan hukum dan terbuka bagi semua warga Irak, walaupun tidak jelas berapa luas kertas suara tersedia di luar basis pengikut Sadr.
Partai agama Syiah Sadr memenangkan 39 kursi dalam pemilu legislatif tanggal 7 Maret, dan membuatnya kemungkinan faktor penentu dalam usaha untuk membentuk koalisi yang memerintah. Aliansi Sekuler mantan Perdana Menteri Iyad Allawi memenangkan jumlah kursi yang terbanyak, 91, dua kursi lebih banyak daripada perolehan koalisi Shiah Perdana Menteri Nouri al-Maliki.
Lawan Imam itu, Maliki, terdapat di antara lima calon dalam referendrum itu, disamping Allawi, mantan Perdana Menteri Ibrahim al-Jaafari, Wakil Presiden Adel Abdul-Mahdi, dan Mohammed Jaffar al Sadr. (sab)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar