Jumlah warga Eropa yang memeluk Islam pada tahun 2009 lalu di berbagai masjid di Maroko mencapai 1958 orang, 1626 di antaranya laki-laki dan 332 perempuan yang berasal dari 52 negara. Mayoritas warga Eropa yang masuk Islam tersebut adalah warga Prancis menempati urutan pertama, yaitu 1.028 orang 863 laki-laki dan 332 perempuan, kemudian Belgia 206 orang, Italia 189 orang, Spanyol 104 muslim.
Bertepatan dengan tibanya bulan Ramadhan keinginan warga asing menikah dengan perempuan Maroko dan biasanya masjid yang banyak dipenuhi jamaah shalat jadi pilihan, pengucapan dua kata syhadah. Rilis resmi Kementerian Urusan Wakaf dan Agama Islam di Rabat menyatakan bahwa warga asing yang memeluk Islam mengalami peningkatan tinggi setiap tahunnya, atau rata-rata sekitar 2.000 orang per tahun. Misalkan, pada 10 hari pertama di Ramadhan ini terdapat empat warga asing kebangsaan Belanda dan Italia yang menyatakan keislamannya secara resmi di kota Casablanca dan Beni Melal.
Masih menurut rilis Kementerian Wakaf, pada tahun 2007 warga asing yang memeluk Islam sebanyak 2.398 orang, terdiri dari 68 kebangsaan. Warga Prancis yang memeluk Islam sebanyak 1.149 dan 114 perempuan di antaranya. Kemudian diikuti oleh warga Spanyol sebanyak 276 orang dan 66 perempuan, serta selain warga Eropa yang masuk Islam di Maroko terdapat juga warga asal Afrika, Amerika Latin, Cina, Australia dan India.
Menurut pandangan pengamat sosial dan juga ketua Forum Reformasi Perempuan Maroko, Basima El Khaqhawi, fenomena masuk Islamnya warga asing di masjid Maroko tidak hanya berkaitan di bulan Ramadhan saja, tetapi pada bulan-bulan lainnya. Bahkan dirinya pernah menemui mereka yang baru masuk Islam, dan biasanya masuk Islam perempuan Eropa berdasarkan kepada keyakinan, berbeda dengan laki-laki Eropa yang masuk Islam sebagai salah satu prasyaratan agar dapat menikah dengan perempuan Maroko.
Namun Basima El Khaqhawi yang juga anggota dewan Maroko dari Partai Keadilan Islam, PJD, itu menambahkan bahwa tidak sedikit warga Eropa sebelum memutuskan memilih Islam mereka belajar dan mendalami bermacam agama, termasuk Islam. El Khaqhawi mengecam mereka yang telah berubah agama dan mengganti namanya dengan nama Islam, tetapi tidak mencerminkan keislamannya. Selain itu, banyak warga asing pindah agama agar bisa mendapatkan keterangan memeluk Islam sehingga memudahkan menikah dengan perempuan Maroko secara resmi. (republika.co.id, 29/8/2010, hti)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar